-->

Cara Budidaya Rumput Laut Dengan Berbagai Metode

Assalam Link - Melakukan berbagai cara dan metode budidaya rumput laut belum tentu sama dengan apa yang kita harapkan atau dengan kata lain adalah belum tentu sesuai dengan cara budidaya rumput laut yang baik dan benar, meskipun berbagai metode pula yang telah dilakukan.

Untuk itu ada beberapa hal yang haru diperhatikan dan perlu dilakukan untuk melakukan budidaya rumput laut.

Yuk, baca lebih lanjut mengenai budidaya rumput laut dengan berbagai metode berikut ini.
Sebelum ke metode budidaya, tentunya kita terlebih dahulu membahas mengenai benih rumput laut itu sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan :

Penyediaan Benih Rumput Laut
Benih yang baik adalah merupakan salah satu kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Kegiatan tersebut meliputi seleksi, penampungan, dan pemotongan thallus. Benih rumput lau bias berasal dari alam, budidaya dan perbenihan baik secara vegetatif maupun generative.
Peranan kebun bibit merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam penyediaan benih yang berkelanjutan. Penerapan bioteknologi dalam propagasi benih merupakan alternative dalam penyediaan benih yang memiliki kualitas lebih baik melalui peningkatan potensi genetiknya.

- Kriteria Bibit
Untuk mendapatkan bibit rumput laut yang optimal, sebaiknya menggunkan bibit yang berkualitas.leh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit dengan criteria :
  1. Thalus rumput laut secara morfologi bersih, segar dan mudah (umur 25-35 hari), tanaman yang segar ditandai dengan thalus yang keras dan berwarna cerah
  2. Thalus bebas dari penyakit
  3. Thalus memiliki cabang yang banyak, rimbun dan berujung agak runcing.
  4. Bibit harus seragam dan tidak tercampur dengan jenis lain.
  5. Berat bibit awal diupayakan seragam sekitar 50-100 g per ikatan.
Penyediaan bibit sebainya berasal dari lokasi yang sama atau berdekatan agar tidak memerlukan aklimatisasi yang lama.

- Kebun Bibit
Penyediaan Kebun Bibit dilakukan dengan tujuan :
  • Menyediakan bibit rumput laut yang bermutu kepada pelaku utama dengan sasaran peningkatan produksi dan produktivitasnya.
  • Mewujudkan pusat Pengembangan dan produksi bibit rumput laut yang berkualitas dengan menerapkan teknologi produksi bibit bermutu.
  • Menciptakan system produksi dan distribusi bibit yang efisien, terkendali uantuk mengatasi permasalahan ketersediaan bibit bermutu dan kontinyu.
- Penerapan Bioteknologi
Upaya penyediaan bibit rumput laut dapat dilakukan dengan penerapan bioteknologi dalam menciptakan bibit unggul yang dapat diproduksi setiap saat misalnya dengan pendekatan penyediaan benih melalui kultur in vitro. Teknologi yang selama ini berkembang adalah teknologi kultur jaringan, kultur jaringan, kultur protoplas, teknik embryogenesis, kultur spora, dan sebagainya.

Kultur jaringan K. alvarezil yang dikembangkan di BRPBAP Maros dimulai dengan optimalisasi metode sterilisasi dan media tumbuh. Hasil kultur jaringan dilaboratorium memperlihatkan bahwa prtumbuhan tunas dan jumlah tunas eksplan adalah masing-masing 4,3 mm dan 3,1 dengan sintasan eksplan dapat mencapai 89,3%.

Hasil kultur jaringan dilaboratorium tidak memungkinkan untuk digunkan langsung sebagai bibit budidaya di perairanpantai sehingga perlu dilakukan pemeliharaan secara terkontrol di perairan pantai.

Nah, sekarang kita akan lanjut ke pembahasan mengenai berbagai metode budidaya rumput laut-nya.
Langsung disimak sebagai berikut :

BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE LEPAS DASAR
Metode lepas dasar pada budidaya rumput laut Kappaphycus/Eucheuma sp., sebaiknya dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir atau pasir berlumpur serta terlindung dari hemapasan gelombang yang besar. Hal ini penting untuk memudahkan pemasangan patok/pancang yang akan digunakan.

Biasanya metode lepas dasar diterapkan pada lokasi yang dikelilingi oleh karang pemecah gelombang (barrier reef). Kedalaman periran harus dipertimbangkan secara matang sebelum memilih metode tersebut. Disamping itu lokasi untuk metode ini sebaiknya memiliki kedalaman air tidak kurang dari 50 cm. Pada surut terendah dan 3 m pada saat pasang tertinggi.

Dengan demikian, penerapan metode lepas dasar ini hanya terbatas pada daerah yang memiliki kedalaman tertentu dengan dasar berpasir atau pasir berlumpur.

Untuk mempermudah pembuatan dan perawatan, maka metode lepas dasar dapat dibuat blok dengan ukuran 10 x 10 m. Untuk membuat satu blok dengan ukuran 10 x 10 m, maka peralatan dan bahan yang dibutuhkan adalah antara lain :
  1. Patok kayu atau bambu dengan panjang sekitar 1 m dengan diameter 5 cm sebanyak 25 buah.
  2. Tali polietilien berdiameter 4 mm untuk tali rentang atau tali ris sebanyak 2 kg.
  3. Tali polietilin berdiameter 8 mm sebagai tali utama sebanyak 3 kg.
  4. Tali rapia sebagai tali pengikat bibt sebanyak 1 kg.
  5. Alat angkut bibit atau hasil panen di air misalnya rakit bambu, ban mobil, keranjang atau perahu/sampan.
  6. Bibit rumput laut sekitar 100-200 kg.
Penanaman rumput laut dengan metode lepas dasar dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Patok-patok (tiang kayu atau Bambu ditancapkan pada dasar perairan dengan ketinggian sekitar 50 cm. untuk menghindari agar tali utama tidak kendor, maka jarak patok dapat dibuat setiap 2,5 m.
  • Tali utama direntangkan di atara dua patok pada ketinggian pengikatan sekitar 40 cm di atas dasar perairan.
  • Tali ris direntangkan pada tali utama dengan jarak antara tali ris sekitar 25 cm sehingga jarak tanam antar ikatan adalah tidak kurang dari 25 x 25 cm.
  • Bibit diikat pada tali raffia, kemudian rumput bibit tersebut diikatkan pada tali ris dengan jarak antar ikatan sekitar 25 cm.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE RAKIT APUNG
Metode permukaan yang pertama kali diperkenalkan pada budidaya rumput laut adalah metode rakit apung. Mesipun demikian, saat ini metode tersebut terbatas pada daerah yang banyak tersedia untuk bahan-bahan pembuatan rakit. Metode ini kelihatannya tidak berkembang dengan baik seperti pada metode permukaan lainnya seperti metode rawai.

Metode lepas dasar dilakukan dengan cara pengikatan bibit rumput laut pada tali ris yang terbentang pada rakit apung yang terbuat dari bamboo. Satu unit rakit apung berukuran 2,5 x 5 m maksimal 5 unit. Kedua ujung rangkaian diikat dengan tali yang ujungnya diberi pemberat atau jangkar agar rakit tidak hanyut oleh arus dan gelombang. Jalur tata letak rangkaian rakit apung harus searah dengan arus . Jarak tanam dan berat awal rumput laut sama dengan metode lepas dasar, namun yang perlu diperhatikan adalah tanaman harus selalu berada sekitar 30 – 50 cm di bawah permukaan air laut.

Keuntungan metode rakit apung antara lain dapat di terapkan pada kondisi perairan yang lebih dalam, tetapi masih terlindung dari gelombang besar sehingga pemilihan lokasi pleksibel dibandingkan dengan metode lepas dasar.

Selain itu, intensitas cahaya matahari lebih banyak serta gerakan air permukaan yang terus menerus memperbaharui kandungan unsure hara perairan sehingga proses fotosintesisdapat berjalan lebih baik dan penyerapan unsure hara lebih mudah.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah selain tanaman mudah terekspos sengatan panas matahari atau air hujan dalam waktu lama., juga biaya produksi relative lebih tinggi dari pada metode lepas dasar terutama pembelian bambu, tali dan jangkar.

Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk membuat satu trangkaian yang terdiri dari 5 unit rakit ukuran 2,5 x 5 m dengan jarak tanam sekitar 25 x 25 cm sebagai berikut:
  • Bambu besar dengan diameter 10 – 15 cm sebanyak 15 batang
  • Tali jangkar polietilen diameter 10 mm sebanyak 20 Kg (tergantung kedalaman perairan lokasi budidaya.
  • Jangakar, patok kayu atau pemberat lainnya.
  • Tal iris polietilen diameter 4 mm sebanyak 4 kg.
  • Tali raffia (pilietilen 1 mm) 0,25 kg.
  • Peralatan Lainnya seerti pisau, keranjang dan perahu/sampan.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE RAWAI
Metode rawai merupakan salah satu metode permukaan yang paling banmyak diminati pada buddaya rumput laut. Metode ini mirip dengan metode lepas dasar tetapi diletakkan dipermukaan dan lebih pleksibel terhadap kedalaman perairan. Disamping lebih mudah dalam pemilihan lokasi, alat dan bahan yang digunakan juga lebih tahan lama, serta biaya relative murah.

Pada prinsifnya, metode rawai menggunakan tali panjang yang dibentangkan sehingga metode tersebut dikenal dengan istilah metode long line. Teknik budidaya dengan metode rawai adalah sebagai berikut :
  1. Bibit yang akan ditanam diikat dengan tali rapia atau tali polietilen kecil (diameter 1 mm) kemudian diikatkan pada tali ris dengan jarak tidak kurang dari 25 cm dengan panjang tali ris berkisar 50 – 75 cm yang direntangkan dengan tali utama (diameter 10 mm ), semakin panjang tali ris yang digunakan, semakin besar memungkinkan untuk terbelit atau terkait dengan tali ris disampingnya terutama pada saat arus /ombak agak besar.
  2. Tali jangkat dengan ukuran 10 mm diikatkan pada kedua ujung tali utama yang dibawahnya sudah diikatkan pada jangkar, batu karang, batu pemberat atau karung yang telah berisi pasir.
  3. Pelampung yang terbuat daru styroform, botol polyetilen 0,5 liter atau pelampung khusus pada tali ris dapat digunakan untuk mengapungkan rumput laut agar tetap berada pada posisi yang diinginkan.
  4. Pelampung diikat pada tali ris dengan menggunakan tali penghubung dengan panjang sekitar 10 – 15 cm supaya rumput laut tidak mengapung dipermukaan.
  5. Pada satu bentangan tali utama, dapat diikatkan beberapa tali ris dengan jarak antar tali ris sekitar 1 m, untuk menghindari benturan antar tali ris akibat gelombang atau arus kuat.
Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk satu blok yang terdir dari 6 bentangan tali ris dengan luas 1 blok adalah 5 x 50 m ( panjang tali ris 50 m dengan dengan jarak antar tali ris 1 m ) adalah sebagai berikut :
  1. Tal iris polietilen diameter 8 mm sebanyak 8 kg.
  2. Tali jangkar dan tali utama polietilen diameter 10 mm sebanyak 4,5 kg tergantung kedalaman air lokasi budidaya.
  3. Jangkat ( patok kayu atau karung berisi pasir0 sebanyak 4 buah.
  4. Tali raffia atau polietilen diameter 1 mm sebanyak 3 kg.
  5. Bibit rumput laut sebanyak 150 kg.
  6. Pelampung utama sebanyak 6 – 8 buah.
  7. Pelampung pembentu berupa botol air minum sebanyak 200 buah.
  8. Peralatan lainnya berupa pisau, keranjang, dan perahu/sampan.
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE JALUR
Metode jalur merupakan metode rakit dengan metode rawai. Kerangka metode ini terbuat dari rakit (bambu) yang tersusun sejajar, dimana pada kedua ujung setiap bambu dihubungkan dengan tali utama diameter 6 mm sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 5 x 7 m per petak, dimana satu unit terdiri dari 7 – 10 petak . Seperti halnya dengan metode rakit, metode ini kurang berkembang dengan baik mengingat ketersediaan bahan khususnya bambu terdapat pada lokasi tertentu.

Pada kedua ujung setiap unit di beri jangkar. Penanaman mulai dengan mengikat bibit laut ke tali jalur yang telah dilengkapi dengan tal polie tilen diameter 0,2 cm sebagai pengikat bibit dengan jarak sekitar 25 cm.

Penggunaan bambu selain sebagai tempat mengkatkan tali ris, secara umum juga dapat berfungsi sebagai pelampung. Untuk membantu mengapungkan tanaman agar posisi tanaman berada pada posisi yang baik, maka diguanakan pelampung dari botol plastic atau potongan styroform.
loading...

Berlangganan artikel terbaru via email (GERATIS):

0 Response to "Cara Budidaya Rumput Laut Dengan Berbagai Metode"

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Assalam Link :
1. Kalimat/Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk dan Jenisnya.
4. Link Aktif/Mati, Tidak Dipublikasikan dan Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi

Terimakasih Atas Pengertiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Lihat Juga Di Sini & Terima Kasih Sudah Melihatnya
Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...