-->

Tips Kiat Bertambak Udang Vannamei

Assalam Link - LITHOPENAEUS VANNAMEI (Udang Vannamei) adalah udang yang dibudidayakan oleh petani tambak di Indonesia dan di banyak negara lain yang berasal dari Amerika. Dibandingkan dengan udang windu (Penaeus monodon) yang asli Indonesia.

Maka udang vannamei ini mempunyai beberapa kelebihan karena sifatnya menghuni badan perairan dan bergerak terus menerus sehingga dapat dipelihara dengan padat penebaran yang tinggi (8-300 ekor/m2) atau setara 80.000 ekor/ha untuk tambak system tradisional sampai 3.000.000 ekor/ha untuk tambak system intensif, dibandingkan dengan udang windu yang menghuni dasar tambak dan relative kurang bergerak hanya mampu dipelihara dengan padat penebaran 2 ekor/m2 (20.000 ekor/ha) untuk tambak system tradisonal dan maksimal 40 ekor/m2 (400.000 ekor/ha) untuk tambak system intensif. Dengan padat penebaran yang tinggi, akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Sedangkan pada Udang Windu, Ukuran Komsumsi & Ukuran Komersial adalah size 40 yang memerlukan waktu pemeliharaan selama 4 bulan. Dengan demikian, pada pemeliharaan udang vannamei terjadi perputaran modal yang lebih cepat. Ada kecenderungan, dengan semakin meningkatnya rekayasa genetic, maka kecepatan pertumbuhan udang vannamei akan semakin meningkat sehingga dapat dipanen size 100 pada umur 45-50 hari.  Disamping kelebihan udang vannamei, terdapat juga kekurangan. Kekurangannya adalah harga bibit dan biaya operasional relative lebih tinggi, tingkat persiapan harus maksimal dan tingkat perhatian dalam pemeliharaan juga harus lebih maksimal. Oleh karena udang vannamei dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi dan padat modal maka beberapa hal perlu diperhatikan agar mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu : Persiapan tambak Pemakaian bibit unggul Pemberian pakan yang tepat jumlah dan kualitas Menjaga kualitas air yang aman bagi udang Pasca panen udang yang baik
Disamping kepadatan tebar, keunggulan udang vannamei lainnya adalah telah dilakukan rekayasa genetic yang memungkinkan dibuat SPF (Spesific Pathogen Free) dan dibuat SPR (Spesific Pathogen Resisten) yaitu direkayasa agar tahan dan resisten terhadap penyakit udang tertentu sehingga tingkat kehidupannya di tambak lebih tinggi.

Kelebihan udang vannamei lainnya adalah kecepatan waktu budidaya. Karena bentuk dan ukuran udang vannamei hampir sama dengan udang werus (udang Cani) dan udang putih (udang Sulammang) yang juga merupakan udang asli Indonesia maka udang vannamei dapat dijual dengan ukuran komsumsi lokal pada size 100 (100 ekor/kg). Ukuran size 100 merupakan ukuran komsumsi masyarakat, dapat diperoleh dalam jangka waktu 60 hari pemeliharaan.

Sedangkan pada Udang Windu, Ukuran Komsumsi & Ukuran Komersial adalah size 40 yang memerlukan waktu pemeliharaan selama 4 bulan. Dengan demikian, pada pemeliharaan udang vannamei terjadi perputaran modal yang lebih cepat. Ada kecenderungan, dengan semakin meningkatnya rekayasa genetic, maka kecepatan pertumbuhan udang vannamei akan semakin meningkat sehingga dapat dipanen size 100 pada umur 45-50 hari.

Disamping kelebihan udang vannamei, terdapat juga kekurangan. Kekurangannya adalah harga bibit dan biaya operasional relative lebih tinggi, tingkat persiapan harus maksimal dan tingkat perhatian dalam pemeliharaan juga harus lebih maksimal.

Oleh karena udang vannamei dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi dan padat modal maka beberapa hal perlu diperhatikan agar mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu :
  1. Persiapan tambak
  2. Pemakaian bibit unggul
  3. Pemberian pakan yang tepat jumlah dan kualitas
  4. Menjaga kualitas air yang aman bagi udang
  5. Pasca panen udang yang baik
Adapun gambaran secara singkat hal tersebut diatas adalah sbb. :
1. Persiapan Tambak :
  1. Mengeringkan tambak : keringkan air tambak secara keseluruhan minimal 10 hari – 1 bulan, pompa sampai kering. Makin kering makin bagus.
  2. Pengangkatan / pembersihan lumpur : usahakan buang semua lumpur atau pembusukan yang ada dalam tambak
  3. Pemberian kapur : jenis kapur yang dipakai bisa menggunakan kapur bakar, bisa juga kapur pertanian. Jumlah kapur yang diberikan adalah sebanyak 500-1000 kg/ha tergantung pH tanah, diberikan pada permukaan tambak yang sudah kering, berikan lebih banyak pada bagian yang bekas berlumpur
  4. Perbaikan pintu dan pematang tambak : pintu dan pematang tidak boleh ada yang bocor agar udang tidak keluar
  5. Pemasangan saringan air tambak : gunakan saringan halus dari kain yang kuat (kain Cakar: selimut atau sprei), agar tidak cepat tersumbat, sebaiknya dibuat panjang sampai 5 m. Kalau tidak ada kain, boleh menggunakan saringan hijau.
  6. Pemasangan kincir atau stang untuk pompa air pengganti kincir atau mesin katinting sebagai kincir : ini penting untuk mengantisipasi jika udang mengambang di permukaan air, kincir, pompa atau mesin katinting dihidupkan untuk mensuplai oksigen ke dalam tambak.
  7. Pemupukan dasar tambak : pupuk yang digunakan adalah pupuk SP 18 sebanyak 100 kg/ha dan NPK Pelangi 20 kg/ha. h. Pemasukan air. Air dimasukkan ke dalam tambak pada saat pasang tinggi di laut, pada saat kotoran di saluran air tidak ada lagi. Ketinggian air dalam tambak diusahakan minimal 60 cm pada caren dan 30 cm pada bagian pelataran. Jika ada ikan liar, maka tambak diberi saponin 15 -20 ppm.
  8. Penebaran benur : jika plankton sudah tumbuh dan air tambak sudah kelihatan agak hijau maka benur sidah bisa dimasukkan.
2. PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL DAN PADAT PENEBARAN BENUR
Padat penebaran benur vannamei tergantung kepada sitem budidaya yang dipilih yaitu :
Tradisional : < 8 ekor/m2
Tradisional Plus : 8 – 20 ekor/m2
Semi Intensif : 21 – 50 ekor/m2
Intensif : > 50 ekor/m2
Bibit unggul dicirikan sebagai berikut :
a. Ukuran seragam
b. Umur > Pl 7
c. SPF (Spesific Phatogen Free) dibuktikan dengan sertifikat uji lab.
d. ADG (Pertumbuhan Harian) > 0.18 gram/hari
e. FCR : 1.2-1.3 (100 hari)
f. Ciri lain : aktif dan kuat
Bibit vannamei unggul dapat dilihat dari tingkat hidup tinggi, bebas penyakit, pertumbuhan cepat dan irit pakan.

3. PEMBERIAN PAKAN
a. Gunakan pakan yang berkualitas
b. Gunakan pakan sesuai kebutuhan udang vannamei (Protein 32 – 38 %)
c. Perhatikan Komsumsi Pakan Setiap Kali Pemberian Pakan Dengan Anco
d. Lakukan pemberian pakan sesuai standar pemberian pakan.
Pada Saat Pemberian Pakan Hendaknya Jangan Berlebihan Dan Juga Jangan Kekurangan. Indikasi kelebihan dan kekurangan pakan dapat Dipelajari Dari Pemakaian Pakan Anco. Jumlah Pakan & Jangka waktu habisnya pakan akan menentukan jumlah populasi dan biomassa udang dalam tambak.

4. MENJAGA KUALITAS AIR
Salah satu penentu keberhasilan tambak udang vannamei adalah menjaga kualitas air yang dibutuhkan oleh udang dalam tambak.
Kualitas air yang baik untuk tambak udang tergantung kepada beberapa parameter atau acuan yaitu kandungan oksigen, pH, suhu, salinitas, alkalinitas dan lain-lain.

- KANDUNGAN OKSIGEN
Dari sekian banyak parameter kualitas air yang paling berpengaruh adalah kandungan oksigen dan perubahan secara mendadak parameter kualitas air lainnya yaitu suhu, salinitas dan pH.
Kepadatan tebar yang tinggi pada budidaya udang vannamei dan perilaku udang vannamei Cenderung Bergerak Terus Menerus, Memerlukan oksigen untuk bernapas lebih banyak.

Kandungan oksigen kurang dari 3 Ppm Atau Kekurangan Oksigen Ditandai Naiknya udang ke permukaan tambak untuk bernapas, Ada beberapa penyebab Oksigen kurang Dalam Tambak diantara Lain Kepadatan Tebar, persiapan tambak kurang baik, pakan berlebih, tidak adanya ANGIN, perubahan cuaca pagi hari (phytoplankton bukannya Menghasilkan Oksigen tetapi bahkan Turut Menggunakan Oksigen) Dan pada tambak intensif : kincir mati.

Seperti diketahui, bahwa Udang, Organisme Dan Bahan Lain-nya di Dalam Tambak Juga memerlukan yang namanya oksigen. Sedangkan sumber oksigen dalam air tambak berasal dari fotosintesis phytoplankton, air baru. Pada tambak Tradisional, Oksigen Terbatas Pada Fotosintesis. Sedangkan pada tambak semi intensif dan, Mutlak Memerlukan Kincir Atau Blower.

Dengan tersedianya kincir air disamping berfungsi sebagai pensuplai oksigen. Pergerakan air untuk mencampur dan meratakan oksigen dalam Tambak. Berbahaya pada saat hujan karena akan terjadi pelapisan air yang menyebabkan perbedaan salinitas (kadar garam), untuk mengambil oksigen akibatnya udang mati lemas dalam Tambak.

Kemampuan menyediakan oksigen air tambak dan kemampuan mempertahankan kualitas kedalam tambak dan menentukan tingkat intensifikasi tambak.

- PERUBAHAN KUALITAS AIR LAIN-NYA
Perubahan Parameter Kualitas Air Lain yaitu suhu, salinitas dan PH yang berubah secara mendadak, Udang bisa mati. Akibat daya osmoregulasi udang tidak mampu mengikuti perubahan. Dapat terjadi karena pemasukan air ke dalam tambak, hujan, serta beberapa penyebab lainnya.

Sedangkan perubahan pH (derajat asam basa) air dipengaruhi Pengapuran Dasar. Larutan kapur adalah larutan penyangga yang dapat mencegah Perubahan pH Air. Pada saat hujan yang bersifat asam.

Saat tertentu perubahan drastis kadang-kadang dilakukan secara sadar. Dalam waktu 40-50 Hari, Pertumbuhan udang lambat, tidak mau molting, atau banyak ikan liar. Agar tidak berpengaruh buruk terhadap udang, maka perlakuan saat Pasang naik, supaya dapat segera memasukkan air saat udang sudah mabuk. Hal ini dilakukan supaya Udang berkembang cepat.

5. PASCA PANEN UDANG YANG BAIK
Hal terakhir dari pemeliharaan yang harus diperhatikan adalah panen udang. Masa panen udang berkaitan dengan pertimbangan ekonomis. Jika jumlah pakan dan bahan lainnya yang diberikan ke dalam tambak lebih besar nilainya dibandingkan dengan pertambahan hasil yang dapat diperoleh, maka harus diputuskan untuk melakukan panen.

Demikian pula, pada budidaya udang sistem tradisonal plus, dimana keamanan keselamatan udang dipertaruhkan dengan ketersediaan oksigen, maka pertimbangan panen dibuat dengan melihat kondisi naiknya udang ke permukaan tambak pada malam hari. Jika udang sudah terlalu sering naik ke permukaan air maka udang lebih baik panen dilakukan.

Sebelum panen, penting diperhatikan perfoma udang apakah keras atau lembek. Jika masih banyak yang lembek maka perlu ditambahkan kapur ke dalam tambak 10-20 kg/ha untuk membantu mengeraskan kulit udang.

Pada saat panen, perlengkapan dan bahan panen (es) harus tersedia untuk menjamin kualitas udang untuk komsumsi dan eksport.

Hal terakhir berkaitan dengan panen adalah harga dan cara pembayaran harga udang. Sangat perlu mengetahui kredibilitas pembeli dan harga yang ditawarkan.

Sebagai kesimpulan. Dalam bertambak udang vannamei, maka perlu mengetahui hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang. Pengetahuan ini diperlukan agar tambak udang vannamei menghasilkan uang bukan…….
loading...

Berlangganan artikel terbaru via email (GERATIS):

0 Response to "Tips Kiat Bertambak Udang Vannamei"

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Assalam Link :
1. Kalimat/Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk dan Jenisnya.
4. Link Aktif/Mati, Tidak Dipublikasikan dan Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi

Terimakasih Atas Pengertiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Lihat Juga Di Sini & Terima Kasih Sudah Melihatnya
Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...