-->

Budidaya Udang Secara Tradisional

Assalam Link - Cara melakukan budidaya udang dengan cara tradisional. tidak dapat di pungkiri bahwa cara tersebut masih dilakukan oleh beberapa masyarakat pedalaman, meskipun sekarang teknologi sudah canggih.

Nah, sebelum pemeliharaan tentunya kita sudah mengetahui bahwa ada beberapa tahap yang haru dilakukan sebelum penebaran benih ditambak/tempat pemeliharaan.

PERSIAPAN TAMBAK
Persiapan tambak yang dilakukan adalah pengeringan dan pemberian kapur. Pemberian kapur sebanyak 300 kg/ha, menggunakan kapur bakar (produksi pare-pare) atau kapur dolomite (produksi Madello, Kab. Barru). Kadang kala ditambahkan pupuk KCL Plus (50 kg/zak, warna putih, beli di Makassar), sebanyak 1 zak, untuk menumbuhkan klekap. Jika di dalam tambak banyak trisipan (biri-biri (bahasa Bugis), maka dilakukan pemberian bentan atau sejenisnya dengan dosis 1 kg/ha, diberikan dalam keadaan macak-macak (air sedikit), untuk membasmi trisipan.

Pemasukan air : Jika tambak sudah kering dan bersih, air dimasukkan melalui pintu air memakai saringan dari hijau dengan ketinggian pada musim kemarau 80 cm pada caren dan 30 – 50 cm pada bagian pelataran, sedangkan pada musim hujan, ketinggian air lebih tinggi dari pada musim kemarau.
Cara melakukan budidaya udang dengan cara tradisional. tidak dapat di pungkiri bahwa cara tersebut masih dilakukan oleh beberapa masyarakat pedalaman, meskipun sekarang teknologi sudah canggih. Nah, sebelum pemeliharaan tentunya kita sudah mengetahui bahwa ada beberapa tahap yang haru dilakukan sebelum penebaran benih ditambak/tempat pemeliharaan.
Pemupukan : Pemupukan awal menggunakan pupuk SP 18 sebanyak 100 kg dan pupuk NPK Phonska sebanyak 20 kg (1 zak @ 20 kg). Pemupukan tergantung kondisi kesuburan tambak.

Penebaran Benur : Penebaran benur dilakukan setelah 5 hari dilakukan pemupukan dasar. Penebaran benur menggunakan benur berkualitas dari Benur Kita, PL 10 atau PL yang lebih besar. Jumlah penebaran yaitu 8 – 16 ekor/m2. Waktu penebaran yang dianjurkan adalah pagi hari, agar Benur mampu menyesuaikan diri dalam tambak pada saat air telah panas pada siang hari.
Lihat juga cara persiapan tambak secara rinci di http://www.assalam.link/2016/05/cara-persiapan-tambak.html

PEMELIHARAAN UDANG
Pemberian pakan.
Pakan diberikan setelah udang berumur 15 hari. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan pabrik Manggalindo dan pakan merk lain yang tersedia di pasaran (Comfeed, Luxindo, Gold Coin, CP, Grobest, dll). Pakan tambahan juga dapat berupa jagung pecah (Gesara (bahasa Bugis) yang dimasak dan dicampur dengan zat additive penambah aroma, vitamin dan probiotik.

Pemberian pakan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pakan buatan Manggalindo diberikan sebagian di anco sebanyak kemampuan udang menghabiskan pakan selama 3 jam. Kalau kurang dari 3 jam pakan habis maka pakan buatan ditambah.

Demikian pula kalau berlebih, pakan dikurangi. Pemberian pakan buatan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada sore dan pagi hari. Setelah tiga jam pakan buatan habis, diberikan pakan buatan/local sebanyak jumlah yang dapat dihabiskan dalam waktu 9 jam. Perbandingan jumlah pakan buatan Manggalindo dengan pakan SM Feed (pakan tambahan lain) biasanya 6 : 3.

Untuk merangsang daya makan udang dan menambah vitalitas udang maka sebelum pakan diberikan, terlebih dahulu diperkaya dengan vitamin Portovite (vitamin untuk ayam) dengan dosis 1 sendok makan (5 gr) per 10 kg pakan.

Cara pemberian vitamin yaitu 1 sendok vitamin direndam dengan air 1 liter dan ditambahkan telur ayam sebanyak 3 butir dan dikocok. Kemudian air tersebut dicampurkan ke dalam pakan udang, biarkan meresap beberapa menit.

Selanjutnya pakan dimasukkan ke dalam anco dan sebagian kecil disebarkan ke dalam tambak. Jumlah anco dalam satu petak tambak yaitu 2 – 4 anco. Jumlah pakan di anco yaitu 5 % dari total pakan.

Pemupukan susulan.
Pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK Ponska, pupuk SP 18, pupuk KCL dan Raja Bandeng. Pemberian pupuk mempertimbangkan warna dan ketebalan plankton dalam air tambak. Jika air tambak terlalu hijau, maka pemberian pupuk sementara dihentikan, bahkan kalau terlalu hijau dilakukan penambahan air baru.

SP 18 diberikan setiap minggu sebanyak 40 kg/ha/minggu, diberikan hanya dipinggir air tambak untuk mencegah terlalu banyak klekap ditengah tambak, yang dapat menjebak udang pada saat udang molting. Sedangkan pemberian NPK Ponska sebanyak 3 kg dan 2 bungkus Raja Bandeng diberikan setiap 5 hari. Total pemakaian pupuk sususlan SP 18 dalam satu siklus pemeliharaan yaitu 300 kg/ha.

Pergantian air tambak.
Pergantian air dilakukan apabila air tambak terlalu hijau. Penambahan air tambak dilakukan untuk mempertahankan ketinggian air tambak menggunakan pompa 6” atau pompa celup 3 inci. Pompa 6” menggunakan mesin diesel, sedangkan pompa celup menggunakan listrik PLN.

Pompa celup 3 inci dijalankan pada siang hari, agar biaya lebih hemat. Salinitas tambak sekitar 20 per mil. Kecerahan tambak dipertahankan antara 25 – 35 cm. Jika kecerahan tambak < 25 cm atau plankton tambak terlalu tinggi maka perlu dilakukan pengenceran dengan memompa/memasukkan air baru. Jika air terlalu cerah (>35 cm) maka perlu dilakukan pemupukan susulan.

Pertumbuhan Udang.
Pada umur 1 bulan, udang diharapkan sudah memiliki berat sekitar 2-3 gram/ekor. Pada bulan kedua (umur 60 hari), diharapkan udang sudah mampu masuk zise 104 atau 9.6 gram/ekor. Pada saat bulan kedua ini, pakan yang diberikan ada terus di anco selama 24 jam.

Jika pertumbuhan udang tidak sesuai target, maka perlu dievaluasi dimana masalahnya dan diatasi secepatnya. Pakan SM Feed mempunyai ketahanan sampai 12 jam, cocok untuk mempertahankan ada pakan selama 24 jam di dalam tambak.

Untuk merangsang moulting (ganti kulit) disamping penggunaan pakan, dapat juga dilakukan dengan melakukan manipulasi lingkungan dengan membuat lingkungan menjadi ekstrem. Kondisi ekstrem terjadi apabila air dalam kondisi surut karena sengaja dikeluarkan, suhu air tambak jadi naik dan sesaat kemudian air tambak dimasukkan, akan merangsang udang molting. Selanjutnya diberikan pakan, pupuk dan perlakuan lainnya.

Molting juga dapat dirangsang dengan memberikan saponin 8 ppm (gram/m3 air tambak).
Anda juga bisa melihat cara bertambak udang vannamei yang baik di http://www.assalam.link/2016/05/cara-bertambak-budidaya-udang-vannamei.html
PANEN
Panen dilakukan pada umur 70 - 90 hari pada size 70 – 120 ekor/kg. Panen dilakukan apabila sudah ada permintaan pasar lokal dengan harga yang bagus (size 100 – 120 ekor/kg) Rp. 33.000/kg. Jika tidak ada permintaan pasar lokal, maka pemeliharaan dilanjutkan sampai udang mencapai ukuran 70 – 80 ekor/kg dengan pasar cold storage Makassar.

Jumlah panen yang pernah diperoleh dengan system produksi diatas dengan penebaran 60.000 ekor adalah 600 kg, SR 100% dan size 100, dengan lama pemeliharaan 60-65 hari.

Sumber : Hasil Diskusi Dengan Bapak P. Sidik Dari Pare-Pare Sulawesi Selatan.
loading...

Berlangganan artikel terbaru via email (GERATIS):

1 Response to "Budidaya Udang Secara Tradisional"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Tata Tertib Berkomentar di Blog Assalam Link :
1. Kalimat/Kata-kata Tidak Mengandung Unsur (SARA).
2. Berkomentar Sesuai dengan Artikel Postingan.
3. Dilarang Keras Promosi Apapun Bentuk dan Jenisnya.
4. Link Aktif/Mati, Tidak Dipublikasikan dan Dianggap SPAM.
5. Ingat Semua Komentar Dimoderasi

Terimakasih Atas Pengertiannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Lihat Juga Di Sini & Terima Kasih Sudah Melihatnya
Loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...